Minggu, 14 Oktober 2018

Journal



Thuit. . . Theong. . . Theong,  suiiii. . . . . . tt.. 

Begitulah lirih pekikan Prameks sang kereta
Waktu tertuju sembilan lebih menitnya lima
Aku memasuki gerbong pertama dengan lantaran anak tangga
Dalam bilik gerbong kusandarkan badan pada dinding kereta

Setelah teramati karena proses tak disangka
Aku melihat kerumunan kaum hawa duduk saling menatap
Berdampingan horizontal "tharik marik" bagai lautan jilbab
Karena satu,  dua,  tiga  orang tak berjilbab Memang takdir menugaskan untuk tak sepantasnya berjilbab

Aku melangkah mencari ayuh pegangan atap kereta
Tak disangka.. . lirihan yang membuat aku tercengang membuatku girang kepayang
"Mas: Ini gerbong khusus wanita"
Haassh. . . . Jauh meradang mulutku karena belum mendapati asupan  kerohanian pagi ini. .  

Lantas aku mundur teratur dengan rasa kepayang dengan gaya mati kutuku yang aku sendiri tak tahu,  kenapa orang menertawakan,  bahkan tak sedikit yang mencercaku karena salah masuk gerbong. 

( Solo mBlapan,  16 | Oktober 2018 |l)

PROLOG

"Fenomena Preih"
( 06 Agustus 2018 )

Peristiwa yang membuat hati senang para anak-anak
Peristiwa yang membuat senyuman ceria para anak-anak
Peristiwa yang membuat riang gembira para anak-anak
Peristiwa yang membuat girang para anak-anak

pereih. .ya pereih. .bagaimanapun anak-anak tetaplah anak-anak. Jadi ikutlah kau senang, ceria, riang, dan girang, walau kau sekedar memberi keluasan hati pada anak-anak, adikmu, kawanmu, dan siapapun saja yang pernah mengatakan. .yeahhh preih. . .

PROLOG

Prinsip dan Uang
( 31 Juli 2018 )

Dengan Uang, Ku pastikan hidupku tentram
Dengan Uang, Keinginanku terwujud
Dengan Uang, Apapun dapatku beli
Dengan Uang,Rencanaku terealisasi, namun. . . . .
Dengan Uang, Ku pastikan Hidupku hampa
Dengan Uang, Keinginanku hanya bayangan
Dengan Uang, Apapun tersiakan
Dengan Uang, Rencanaku menjadi nestapa

Menjadi berprinsip namun termakan sendiri oleh prinsipnya sendiri, "mencari uang sebanyak-banyaknya lalu begini, lantas begini, kemudian begini, kelak begini, karena dengan uang ketentraman terwujud, mau ini itu tinggal beli, merencanakan ini itu terealisasikan. Namun. . .apakah mungkin semulus itu sebuah prinsip manusia dengan berbekal uang, ataukah malah, kehampaan akan menimpa dengan bayangan yang tersiakan hingga kenestapaan akhir endingnya. . .
ahh. .hanyalah prinsip. . . .

NUKLEUS


"Vespa dan Jam'iyyatul Cecar"

Kau yang sempat dilupakan
Kau yang sempat dileburkan
Kau yang sempat dihardikan
Kau yang sempat dilelangkan
Kau yang sempat disendukan
Kau yang sempat dicecar akan ketiadaan
Kau yang sempat dicecar akan ketidakadilan
Kau yang sempat dicecar akan kesunyian

dan kau yang sempat beranggapan kalau Vespa tetaplah Vespa dengan segala bentuk dan kebudayaannya, sehingga engkau cecar ? namun ingatlah setidaknya kau sempatkan untuk tak membencinya. . .
Jomblo sejati tak pernah mencecar karena dirinyalah cecar itu sendiri

( Gabugan,  20 Juli 2018 )